Senin, 21 Januari 2013

Sex Education dan Dampak negatif dari Free Sex

ABSTRAK
- Rizky Herpurwadi
- 564-126-08 
- Dosen    : SULARDI
- Tema     : SOSIAL
- Judul : Pengetahuan tentang SEX EDUCATION dan dampak negatif dari FREE SEX



          Free Sex (seks bebas) merupakan perbuatan yang tidak di benarkan oleh Agama dan norma-norma yang berlaku di negara kita ini, dan dapat mengakibatkan dampak merugikan diri sendiri dan orang lain. 
      Sebagai contoh dari akibat terjadinya seks bebas ; 1. Terjadinya hamil di luar nikah, 2. Terjadinya kawin muda, 3. Aborsi, 4. Dan Tumbuhnya penyakit-penyakit yg terjadi pada alat kelamin. 
       Sebab dari itu disini saya juga ingin menjelaskan tentang penanggulangan atau pencegahan agar generasi penerus tidak terjerumus kedalam masalah ini, dengan cara melakukan SEX EDUCATION (pendidikan seks) terhadap generasi muda-mudi penerus bangsa agar nantinya tidak SURAM.

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
            Pada era globalisasi ini free seks (pergaulan bebas) atau seks sudah menjadi trend bagi kalangan remaja khususnya SMA. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan seks atau sex education. Disini orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan seks seorang anak agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak baik. Namun pada kenyataannya biasanya orang tua menyepelekan hal itu. Hal ini dikarenakan orang tua masih kurang menyadari pentingnya pendidikan seks dan orang tua menganggap pembicaraan tentang pendidikan seks masih tabu. Padahal pendidikan seks sangat berpengaruh pada pergaulan seorang anak remaja yang memiliki keingintahuan yang cukup tinggi.
            Ada pun pada era globalisasi ini pengaruh budaya barat atau luar sangat kuat.  Kebudayaan mereka itu sangat bertolak belakang dengan norma-norma agama yang ada di Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian bagi kita semua, karena kita tahu bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai agama.
            Contoh dari pengaruh luar adalah "Pergaulan bebas atau biasanya disebut free sex pada anak remaja masa sekarang". Hal ini sudah mulai tumbuh dalam budaya anak remaja Indonesia karena banyak fakta yang membuktikan hal tersebut terjadi salah satunya adalah nikah muda. Maka dari itu orang tua harus lebih ketat mengawasi anak mereka terutama orang tua yang memiliki anak remaja atau masa-masa pubertas (A.B.G).
            Anak remaja ini memiliki sifat penasaran yang cukup tinggi karena pengaruh dari perkembangan hormon yang ada dalam tubuh mereka. Maka dari itu tidak mustahil jika para remaja mencoba hal-hal yang belum pernah mereka lakukan seperti melakukan hubungan seks. Akibatnya ada remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, nikah dini dan terjangkit penyakit kelamin (HIV, AIDS, RAJASINGA DLL).
            Maka dari itu pendidikan seks harus segera di terapkan agar orang tua dapat mensosialisasikannya kepada anak mereka terutama anak remaja. Sehingga pola pikir anak remaja bisa memiliki pola pikir bahwa melakukan hubungan seks di luar nikah memiliki dampak yang negatif terhadap dirinya sendiri atau orang lain.
 
B.        Rumusan Masalah
            Permasalahan penyimpangan tentang pendidikan seks yang terjadi pada remaja cukup banyak karena banyak sekali dampak yang telah kita rasakan salah satunya adalah nikah muda seperti apa yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas. Namun para remaja pada umumnya banyak yang kurang tahu tentang pendidikan seks itu lantas “seberapa pentingkah pendidikan seks diajarkan kepada para remaja?”

C.        Tujuan
            Tujuan saya menulis karya tulis ini adalah 1. Merupakan salah satu tugas dari mata kuliah softskill. dan 2. Menambah wawasan pada adik-adik kita yang masih masa pubertas atau kawan yang sederajat agar mengetahui dan memahami apa sebenarnya pendidikan seks itu dan masalah seks pada umumnya. Disamping itu penulis juga ingin menyampaikan kepada masyarakat agar tidak salah mengartikan bahwa pendidikan seks itu harus diajarkan kepada generasi penerus  bangsa baik secara formal dan informal.



BAB II
PEMBAHASAN

A.        Pengertian Pendidikan Seks/Sex Education

            Apa sih pendidikan seks itu? Pendidikan seks bukan hanya cara mempelajari tentang cara melakukan seks. Namun pendidikan seks mencakup banyak hal seperti penyimpangan seks, masalah reproduksi, kejahatan seks, hukum, moral dan lain-lain. Jadi pendidikan seks itu bukan semata-mata how to do sex (cara melakukan seks).
            Menurut tokoh pendidikan Nasional Arif Rahman Hakim, pendidikan seks adalah perlakuan proses sadar dan sistematis di sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menyampaikan proses perkelaminan menurut agama dan yang sudah ditetapkan oleh masyarakat.
            Pendidikan seks secara terminologi menurut Moh. Roqib adalah merupakan upaya transfer pengetahuan dan nilai (knowledge and values) tentang fisik-genetik manusia dan  fungsinya, khususnya yang terkait dengan jenis (sex) laki-laki dan perempuan sebagai kelanjutan dari kecenderungan primitif makhluk hewan dan manusia yang tertarik dan mencintai lawan jenisnya.
            Abdul Aziz Qussy mengatakan pendidikan seks adalah pemberitahuan pengalaman yang benar kepada anak agar dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dalam kehidupannya di masa depan sebagai hasil dari pemberian pengalaman sehingga dia akan memperoleh sikap mental yang baik terhadap masalah seks dan masalah keturunan.
            Jadi kesimpulannya pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak, dalam usaha menjaga anak agar terbebas dari kebiasaan yang tidak baik serta menutup segala kemungkinan yang mengarah kehubungan seksual terlarang. Pengarahan dan pemahaman yang sehat tentang seks dari aspek kesehatan fisik, psikis, dan spiritual.

B.        Tahapan Usia Untuk Mengajarkan Pendidikan Seks
            Kapankah sebaiknya pendidikan seks itu dilakukan? Menurut Dr Rose Mini AP, M.Psi, psikolog pendidikan, seks bagi anak wajib diberikan orangtua sedini mungkin. “Pendidikan seks wajib diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat anak masuk play group (usia 3-4 tahun), karena pada usia ini anak sudah dapat mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan dengan pengenalan organ tubuh internal.
            Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri.
            Ajari anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara tidak langsung dapat mengajari anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.
           
            Dalam memberikan Pendidikan Seks kita harus sesuaikan dengan umur mereka. Berikut ini beberapa tahapan umur dan cara memberikan pendidikan seks sesuai dengan tingkat usia anak:
a.                Balita (1-5 tahun)
                             Pada usia ini, Anda bisa mulai mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ tubuhnya, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis.
b.                          Usia 5-10 tahun
                             Pada usia ini anak cendrung aktif untuk bertanya salah satu pertanyaannya adalah dari mana aku berasal Bu? Terkadang orang tua yang kurang memahami pertnyaan itu bisa menjawab dengan jawaban yang bisa membuat anak tambah bingung. Disini orang tua bisa menjawab “nak, kamu dari sini (sambil menunjuk perut)“ atau orang tua bisa mencontohkan nya dengan melihatkan anak orang yang sedang mengandung. Disamping itu orang tua harus memberitahu si kecil jika ada orang lain yang memegang kemaluan si kecil tanpa sepengetahuan orang tua agar si kecil berteriak. Hal ini adalah salah satu usaha preventif agar si anak terhindar dari penjahat-penjahat kelamin.
c.                          Usia Menjelang Remaja
                             Pada Masa ini biasanya anak sudah mengalami pubertas dimana perubahan tubuh-tubuhnya secara morfologi sudah  sudah terlihat. Peran orang tua adalah menjelaskan mereka bahwa perubahan mereka murni alami terjadi agar mereka tidak banyak bertanya yang menyebabkan mereka terpancing untuk bertanya yang tidak harus di pertanyakan ?
d.                          Usia Remaja
                             Masa ini adalah masa dimana bisa dikatakan organ seksualnya sudah matang. Disini peran orang tua sangat di butuhkan dalam memberikan nilai moral, dampak negatif dan hukum. Agar anak-anak tidak yang terjerumus ke dalam masalah kawin muda.
                             Maka dari itu perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap anak-anak yang ada pada masa remaja. Agar terhindar dari informasi-informasi yang tidak mendidik. Misalnya inforrmasi dari Teman-Teman, VCD porno, majalah dewasa, dan situs-situs internet.

C.        Pentingnya Dilakukan Pendidikan Seks/Seks Education
   Ketidaktahuan remaja mengenai seks akan menggiring mereka kepada perasaan ingin mencoba-coba hal baru. Oleh karena itu, pendidikan seks sangat penting untuk diberikan, mengingat pada saat remaja terjadi proses puberitas sehingga mereka mengalami dorongan seks yang dipengaruhi hormon yang sedang meledak-ledak. Jika pendidikan seks tidak diberikan saat anak menginjak masa remaja, maka akan berdampak negatif, tidak hanya kurang pahamnya mereka mengenai dampak dari perilaku seks yang mereka lakukan, namun juga tidak siapnya mereka menanggung akibat dari kegiatan seks tersebut seperti: remaja yang hamil di luar nikah, tingkat aborsi yang tinggi, nikah muda, serta penyakit kelamin merupakan akibat dari kurangnya pendidikan seks bagi remaja.
   Menurut seorang psikolog, Sarwono, dalam bukunya psikologi remaja, pendidikan seks yang harus diberikan kepada remaja sebaiknya mencakup norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Pendidikan seks bertujuan menjelaskan aspek-aspek anatomis, biologis, psikologis, dan moral, serta nilai-nilai kultur dan agama. Inti dari pendidikan seks adalah bertujuan untuk membentuk sikap emosional yang sehat terhadap masalah seks dan membimbing remaja menjalani kehidupan dewasa yang sehat dan bertanggung jawab.

Adapun Penjelasan akibat dari dampak hubungan seks bagi remaja:
1.    Hamil di Luar Nikah
                      Hamil diluar nikah merupakan kasus yang sangat popular. Namun yang mendapat penderitaan disini adalah prempuan karena kita tahu yang mengandung/hamil adalah perempuan. Disamping itu setelah hamil banyak sekali yang ditinggal pergi oleh orang yang menghamilinya seperti pacarnnya atau Orang lain yang memperkosa. Bahkan disini bukan hanya orang lain yang memperkosa tapi tindakan bejat dari bapaknya sendiri. Bayangkan dampak psikologis yang dapat ditanggung oleh perempuan yang hamil di luar nikah ini terutama pada remaja.
                      Remaja tersebut akan merasa terasingkan/atau di jauhi oleh teman-teman sebayanya. Terkadang yang remaja yang hamil di luar nikah ini mendapatkan pandangan negatif dari warga setempat sehingga warga setempat pun menjauhi remaja yang hamil di luar nikah. Akibatnya remaja tersebut depresi yang mengakibatkan remaja bunuh diri.

2.    Aborsi
                   Hubungan sex diluar nikah membawa cukup banyak dampak negatif bagi diri pelaku maupun lingkungan sekitar. Salah satunya adalah aborsi, Aborsi merupakan proses pengguguran kandungan. Perbuatan aborsi, juga memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap keselamatan dari perempuan itu sendiri. Berikut ini resiko yang terjadi jika melakukan aborsi khususnya remaja:
Ø  Kematian karena terlalu banyak pendarahan
Ø  Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
Ø  Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
Ø  Sobeknya rahim (Uterine Perforation)
Ø  Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
Ø  Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
Ø  Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
Ø  Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
Ø  Kanker hati (Liver Cancer)
Ø  Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada         anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
Ø  Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
Ø  Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
Ø  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Ø  Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan   secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari    setelah menikah.
Ø  Resiko pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan            gangguan neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu             maupun anak atau keduanya.
Ø  Resiko terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya     dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko    infeksi, resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.
Ø  Terjadinya fistula genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital         dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.
            Itulah sedikit akibat dari aborsi khususnya bagi para remaja prempuan maka           dari itu orang tua harus lebih mengawasi anak-anak yang mereka miliki terutama anak remaja yang rentan melakukan hubungan seks di luar nikah sehingga tidak berujung     pada aborsi yang beresiko.

3.    Nikah Muda
                 Kasus ini merupakan akibat hamil di luar nikah jika seorang laki-laki mau    bertanggung jawab karena menghamili seorang perempuan. Namun hal ini memiliki       dampak yang cukup berperpangaruh jika yang menghamili perempuan remaja            tersebut masih seorang pelajar dengan kata lain remaja yang masih menumpang pada    orang tua. Berikut sedikit dampak yang dapat di rasakan remaja jika nikah muda :
                               ·           Rentan perceraian karena setiap masalah dihadapi dengan emosi dan                                   saling menyalahkan.
                                    ·           Memiliki dampak psikologis yang cukup berpengaruh negatif.
                                    ·           Kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan.
                                    ·           Kehilangan kesempatan menikmati masa muda untuk bergaul bersama                                teman.
                                    ·           Kehilangan kesempatan berkarier.
                                    ·           Berisiko mengalami gangguan seksual.


  4.  Penyakit Kelamin
                   Para remaja, bukan hanya itu, tetapi orang dewasa juga harus mengetahui   banyak hal tentang bahaya penyakit kelamin. Penyakit tersebut dibagi menjadi beberapa jenis dan tipe, penyebaran bisa melalui virus, jamur atau bakteri. Herpes           adalah salah satu penyakit kelamin yang menyerang daerah kelamin bahkan mulut.                   Meskipun Sipilis atau Chlamydia adalah penyakit kelamin yang dapat         disembuhkan dengan antibiotic. Penyakit kelamin yang tidak dapat disembuhkan      seperti Herpes dan terparah adalah AIDS yang disebabkan oleh virus HIV yang     berpotensi terhadap kematian.
                        Dari empat alasan tesebut sudah cukup membuat pendidikan seks tesebut   memang sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak terutama pada remaja.                            Bukan hanya pada remaja pendidikan seks harus diberikan juga kepada             masyarakat terutama orang tua agar orang tua dapat mengarahkan anak-anak mereka         menjadi anak yang memiliki masa depan-masa depan yang cerah sehingga bangsa kita      menjadi bangsa yang maju dan menjadi panutan dari setiap negara yang ada di dunia         ini. 

D.        Hasil Pengamatan
       Dari beberapa pertanyaan tentang pendidikan seks yang telah diberikan kepada masyarakat yang memiliki profesi berbeda, ternyata mereka memiliki persepsi dan pendapat yang berbeda-beda tentang pendidikan seks itu. Salah satunya adalah remaja yang ada di salah satu sekolah. Siswa tersebut telah melakukan pengamatan kepada kawan-kawannya. "Menurut dia dari hasil survei dan pembuktian", Ia mengumpulkan sekitar 20 siswa kelas X SMA Negeri 2 Selong untuk menjawab beberapa pertanyaan. Berikut pertanyaan yang diberikan:
                   1.         Apa yang anda ketahui tentang pendidikan seks ?
                   2.         Apakah orang tua anda pernah memberikan anda pendidikan seks ?                                    Bagaimana?
                   3.         Menurut anda seberapa pentingkah pendidikan seks itu ? Jelaskan?
                   4.         Apakah anda pernah terdorong untuk ingin tahu masalah tentang seks?                               Mengapa?
                   5.         Menurut anda kapan sebaiknya pendidikan seks itu diajarkan?

            Dari 20 subjek yang dikumpulkan ternyata masih banyak yang bingung mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut. Disini pertanyaan yang paling di tekankan adalah pertanyaan nomor 2 yaitu “Apakah orang tua anda pernah memberikan anda pendidikan seks?”
            Tabel data tanggapan subject “Apakah orang tua Anda pernah memberikan Anda pendidikan seks?”:
No
Nama siwa/ siswi
Pernah
Tidak Pernah
1
Ari Budiman Setiawan
-
+
2
Bq. Lasmining Putri R.
-
+
3
Bq. Ru'ya Annisa
+
-
4
Bq. Zurriyatun Shalihah
+
-
5
Dana Putri Maulida S.
-
+
6
Dini Putri Maulida S.
-
+
7
Intan Permata
-
+
8
Isnu Gema Satria Putra
-
+
9
Khairil Umami
+
-
10
L. Riko Elandre Kurnia
-
+
11
Lulu Bianglala
-
+
12
Neni Septiana Aini
-
+
13
Nurul Yeni Safitri
-
+
14
Nuzulul Kholifi
-
+
15
Panca Nugraha
-
+
16
Saptohadi M.
-
+
17
Siti Herdianti
-
+
18
Trisna
-
+
19
Ulfatus Syarifah
-
+
20
Yuni Hidayati
-
+
Jumlah
3
17
     
            Keterangan      : +       : Tanggapan Positif
                                       -       : Tanggapan Negatif

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali subjek yang memiliki tanggapan negatif dalam arti masih banyak yang belum mendapatkan pendidikan seks dari orang tua subjek. Padahal subjek disini adalah siswa kelas X yang bisa dikatakan siswa yang sudah Remaja.  Sedangkan siswa remaja sudah seharusnya mendapatkan pendidikan seks yang sepatutnya remaja terima.
Anak remaja ini rentan akan pengaruh-pengaruh yang bersifat negatif seperti: Hamil di luar nikah, aborsi, nikah muda, penyakit kelamin dan lain-lain. Maka dari itu remaja sudah sepatutnya mendapatkan pendidikan seks itu agar remaja tidak terpengaruh dengan masalah masalah yang bersifat negatif tersebut.
Di SMA Negeri 2 Selong bukan hanya siswa yang jadikan sebagai Subjek tapi juga Guru yaitu Bapak Zainul Muttaqin. Beliau adalah salah satu guru Olah Raga yang ada Di SMA Negeri 2 Selong. Menurut siswa itu, Ia menggunakan metode wawancara untuk mengetahui bagimana pendapat Bapak Zainul Muttaqin tentang pendidikan seks. Beliau berpendapat bahwa pendidikan seks itu sangat penting itu karena Beliau menganggap pendidikan seks  dapat menaggulangi hal-hal yang tidak di inginkan seperti terjadinya nikah muda. Beliau juga menyarankan pendidikan seks itu dilakukan pada anak yang sudah kelas 7 SMP dengan cara mengenalkan anatomi-anatomi organ reproduksi dan mengajarkan nilai moral dan agama tentang pendidikan seks.
 BAB III
KESIMPULAN
       Dari semua uraian diatas dapat menyimpulkan bahwa pendidikan seks adalah pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran tentang :
1.    Seks
2.    Anatomi biologis kelamin
3.    Moral
4.    Hukum, dan lain-lain.
      
       Pendidikan Seks juga dapat menanggulangi secara preventif kasus-kasus remaja yang cukup popular di negara Indonesia seperti :
1.    Hamil di luar nikah
2.    Aborsi
3.    Kawin muda dan
4.    Penyakit kelamin
      
       Pendidikan seks ini diberikan kepada anak-anak sesuai dengan umur mereka. Karena jika pendidikan seks ini dilakukan tanpa memperhatikan tingkatan umur dapat dipastikan anak-anak tidak akan mengerti.
 
BAB IV
REFRENSI

·    Rajanulis. (2008). Pengertian pendidikan seks. Artikel. Diakses pada 13 Mei 2012
     dari

·    Anonym. (2007). Resiko aborsi khususnya pada remaja. Artikel. Diakses pada 12 Mei 2012 dari
http://www.f-buzz.com/2008/07/01/resiko-aborsi-khususnya-pada-remaja/#

·    Wibowo , Nailul Umam. (2012). Kurikulum Pendidikan Seks .artikel.diakses pada 14 Mei 2012 dari
http://re-searchengines.com/nailulwibowo2.html

·    Anonym. (2004). Pentingnya Pendidikan Seks Untuk Anak . Artikel. Diakses pada 14 Mei 2012 dari
http://m.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/26545/Pentingnya-Pendidikan-Seks-Untuk-Anak-Artikel

·    Ridha, Akram. (2005). Puber tanpa gejolak. Cetakan ke-1.jakarta: Qitshi Press.



0 komentar:

Posting Komentar