ABSTRAK
- Rizky Herpurwadi
- 564-126-08
- Dosen :
SULARDI
- Tema : SOSIAL
- Judul : Pengetahuan tentang SEX EDUCATION dan dampak negatif dari FREE SEX
Free Sex (seks bebas) merupakan perbuatan yang tidak di benarkan oleh Agama dan norma-norma yang berlaku di negara kita ini, dan dapat mengakibatkan dampak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sebagai contoh dari akibat terjadinya seks bebas ; 1. Terjadinya hamil di luar nikah, 2. Terjadinya kawin muda, 3. Aborsi, 4. Dan Tumbuhnya penyakit-penyakit yg terjadi pada alat kelamin.
Sebab dari itu disini saya juga ingin menjelaskan tentang penanggulangan atau pencegahan agar generasi penerus tidak terjerumus kedalam masalah ini, dengan cara melakukan SEX EDUCATION (pendidikan seks) terhadap generasi muda-mudi penerus bangsa agar nantinya tidak SURAM.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada era globalisasi ini free seks (pergaulan bebas) atau seks sudah menjadi trend bagi
kalangan remaja khususnya SMA. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman
masyarakat tentang pendidikan seks atau sex education. Disini orang tua
memiliki peran yang sangat penting dalam
pendidikan seks seorang anak agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak
baik. Namun pada kenyataannya biasanya orang tua menyepelekan hal itu. Hal ini
dikarenakan orang tua masih kurang menyadari pentingnya pendidikan seks dan
orang tua menganggap pembicaraan tentang pendidikan seks masih tabu. Padahal
pendidikan seks sangat berpengaruh pada pergaulan seorang anak remaja
yang memiliki keingintahuan yang cukup tinggi.
Ada pun pada era globalisasi ini pengaruh budaya barat atau luar sangat kuat. Kebudayaan mereka itu sangat
bertolak belakang dengan norma-norma agama yang ada di Indonesia. Hal ini harus
menjadi perhatian bagi kita semua, karena
kita tahu bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai
agama.
Contoh dari pengaruh luar adalah "Pergaulan bebas atau biasanya disebut free sex
pada anak remaja masa sekarang". Hal ini
sudah mulai tumbuh dalam budaya anak remaja Indonesia karena banyak fakta yang
membuktikan hal tersebut terjadi salah
satunya adalah nikah muda. Maka dari itu orang tua harus lebih ketat mengawasi
anak mereka terutama orang tua yang memiliki anak remaja atau masa-masa pubertas (A.B.G).
Anak remaja ini memiliki sifat penasaran yang cukup
tinggi karena pengaruh dari perkembangan hormon yang ada dalam tubuh mereka.
Maka dari itu tidak mustahil jika para remaja mencoba hal-hal yang belum pernah mereka lakukan seperti melakukan hubungan seks.
Akibatnya ada remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, nikah dini dan
terjangkit penyakit kelamin (HIV, AIDS,
RAJASINGA DLL).
Maka dari itu pendidikan seks harus segera di terapkan
agar orang tua dapat mensosialisasikannya kepada anak mereka terutama anak
remaja. Sehingga pola pikir anak remaja bisa memiliki pola pikir bahwa
melakukan hubungan seks di luar nikah memiliki dampak yang negatif terhadap dirinya sendiri atau orang lain.
B. Rumusan
Masalah
Permasalahan penyimpangan tentang pendidikan seks yang terjadi pada remaja
cukup banyak karena banyak sekali dampak yang telah kita rasakan salah satunya
adalah nikah muda seperti apa yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas.
Namun para remaja pada umumnya banyak yang kurang tahu tentang pendidikan seks
itu lantas “seberapa pentingkah pendidikan seks diajarkan kepada para remaja?”
C. Tujuan
Tujuan saya menulis karya tulis ini
adalah 1. Merupakan salah satu tugas
dari mata kuliah softskill. dan 2. Menambah wawasan pada adik-adik kita yang
masih masa pubertas atau kawan yang sederajat agar mengetahui dan memahami apa sebenarnya pendidikan seks itu dan masalah seks
pada umumnya. Disamping itu penulis juga ingin menyampaikan kepada masyarakat
agar tidak salah
mengartikan bahwa pendidikan seks itu harus diajarkan kepada generasi
penerus bangsa baik secara formal dan informal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan Seks/Sex Education
Apa sih pendidikan seks itu? Pendidikan seks bukan hanya cara
mempelajari tentang cara melakukan seks. Namun pendidikan seks mencakup banyak
hal seperti penyimpangan seks, masalah reproduksi, kejahatan seks, hukum, moral
dan lain-lain. Jadi pendidikan seks itu bukan semata-mata how to do sex
(cara melakukan seks).
Menurut tokoh pendidikan Nasional
Arif Rahman Hakim, pendidikan seks adalah perlakuan proses sadar dan sistematis
di sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menyampaikan proses perkelaminan
menurut agama dan yang sudah ditetapkan oleh masyarakat.
Pendidikan seks secara terminologi
menurut Moh. Roqib adalah merupakan upaya transfer pengetahuan dan nilai (knowledge
and values) tentang fisik-genetik manusia dan fungsinya, khususnya
yang terkait dengan jenis (sex) laki-laki dan perempuan sebagai
kelanjutan dari kecenderungan primitif makhluk hewan dan manusia yang tertarik
dan mencintai lawan jenisnya.
Abdul Aziz Qussy mengatakan
pendidikan seks adalah pemberitahuan pengalaman yang benar kepada anak agar
dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dalam kehidupannya di masa depan
sebagai hasil dari pemberian pengalaman sehingga dia akan memperoleh sikap mental yang baik
terhadap masalah seks dan masalah keturunan.
Jadi kesimpulannya pendidikan seks adalah upaya
pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang
diberikan kepada anak, dalam usaha menjaga anak agar terbebas dari kebiasaan
yang tidak baik serta menutup segala kemungkinan yang mengarah kehubungan
seksual terlarang. Pengarahan dan pemahaman yang sehat tentang seks dari aspek
kesehatan fisik, psikis, dan spiritual.
B. Tahapan Usia
Untuk Mengajarkan Pendidikan Seks
Kapankah sebaiknya pendidikan seks itu dilakukan?
Menurut Dr Rose Mini AP, M.Psi, psikolog pendidikan, seks bagi anak wajib
diberikan orangtua sedini mungkin. “Pendidikan seks wajib diberikan orangtua
pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat anak masuk play group
(usia 3-4 tahun), karena pada usia ini anak sudah dapat mengerti mengenai organ
tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan dengan pengenalan organ tubuh internal.
Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada
anak dapat dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya
sendiri.
Ajari anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan
benar setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak
dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara
tidak langsung dapat mengajari anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang
lain membersihkan alat kelaminnya.
Dalam memberikan Pendidikan Seks kita harus sesuaikan
dengan umur mereka. Berikut ini beberapa tahapan umur dan cara memberikan
pendidikan seks sesuai dengan tingkat usia anak:
a. Balita (1-5
tahun)
Pada usia ini, Anda bisa mulai mulai
memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat.
Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ
tubuhnya, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis
dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan
jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis.
b. Usia 5-10
tahun
Pada usia ini anak cendrung aktif
untuk bertanya salah satu pertanyaannya adalah dari mana aku berasal Bu?
Terkadang orang tua yang kurang memahami pertnyaan itu bisa menjawab dengan
jawaban yang bisa membuat anak tambah bingung. Disini orang tua bisa menjawab “nak, kamu dari sini (sambil menunjuk
perut)“ atau orang tua bisa mencontohkan nya dengan melihatkan anak orang yang
sedang mengandung. Disamping
itu orang tua harus memberitahu si kecil jika ada orang lain yang memegang
kemaluan si kecil tanpa sepengetahuan orang tua agar si kecil berteriak. Hal
ini adalah salah satu usaha preventif agar si anak terhindar dari penjahat-penjahat kelamin.
c. Usia
Menjelang Remaja
Pada Masa ini biasanya anak sudah
mengalami pubertas dimana perubahan tubuh-tubuhnya secara morfologi sudah
sudah terlihat. Peran orang tua adalah menjelaskan mereka bahwa perubahan
mereka murni alami terjadi agar mereka tidak banyak bertanya yang menyebabkan
mereka terpancing untuk bertanya yang tidak harus di pertanyakan ?
d. Usia Remaja
Masa ini adalah masa dimana bisa
dikatakan organ seksualnya sudah matang. Disini peran orang tua sangat di
butuhkan dalam memberikan nilai moral, dampak negatif dan hukum. Agar anak-anak
tidak yang terjerumus ke dalam masalah kawin muda.
Maka dari itu perlunya pengawasan
yang lebih ketat terhadap anak-anak yang ada pada masa remaja. Agar terhindar
dari informasi-informasi yang tidak mendidik. Misalnya inforrmasi dari Teman-Teman, VCD porno, majalah dewasa, dan situs-situs internet.
C. Pentingnya
Dilakukan Pendidikan Seks/Seks Education
Ketidaktahuan remaja mengenai seks akan menggiring
mereka kepada perasaan ingin mencoba-coba hal baru. Oleh karena itu, pendidikan
seks sangat penting untuk diberikan, mengingat pada saat remaja terjadi proses
puberitas sehingga mereka mengalami dorongan seks yang dipengaruhi hormon yang
sedang meledak-ledak. Jika pendidikan seks tidak diberikan saat anak menginjak
masa remaja, maka akan berdampak negatif, tidak hanya kurang pahamnya mereka
mengenai dampak dari perilaku seks yang mereka lakukan, namun juga tidak
siapnya mereka menanggung akibat dari kegiatan seks tersebut seperti: remaja
yang hamil di luar nikah, tingkat aborsi yang tinggi, nikah muda, serta
penyakit kelamin merupakan akibat dari kurangnya pendidikan seks bagi remaja.
Menurut seorang psikolog, Sarwono, dalam bukunya
psikologi remaja, pendidikan seks yang harus diberikan kepada remaja sebaiknya
mencakup norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang
dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang
berlaku di masyarakat. Pendidikan seks bertujuan menjelaskan aspek-aspek
anatomis, biologis, psikologis, dan moral, serta nilai-nilai kultur dan agama.
Inti dari pendidikan seks adalah bertujuan untuk membentuk sikap emosional yang
sehat terhadap masalah seks dan membimbing remaja menjalani kehidupan dewasa
yang sehat dan bertanggung jawab.
Adapun Penjelasan akibat dari dampak
hubungan seks bagi remaja:
1. Hamil di
Luar Nikah
Hamil diluar nikah merupakan kasus
yang sangat popular. Namun yang mendapat penderitaan disini adalah prempuan
karena kita tahu yang mengandung/hamil adalah perempuan. Disamping itu setelah
hamil banyak sekali yang ditinggal pergi oleh orang yang menghamilinya seperti
pacarnnya atau Orang lain yang memperkosa. Bahkan disini bukan hanya orang lain
yang memperkosa tapi tindakan bejat dari bapaknya sendiri. Bayangkan dampak
psikologis yang dapat ditanggung oleh perempuan yang hamil di luar nikah ini
terutama pada remaja.
Remaja tersebut akan merasa
terasingkan/atau di jauhi oleh teman-teman sebayanya. Terkadang yang remaja
yang hamil di luar nikah ini mendapatkan pandangan negatif dari warga setempat
sehingga warga setempat pun menjauhi remaja yang hamil di luar nikah. Akibatnya
remaja tersebut depresi yang mengakibatkan remaja bunuh diri.
2. Aborsi
Hubungan sex diluar nikah membawa
cukup banyak dampak negatif bagi diri pelaku maupun lingkungan sekitar. Salah
satunya adalah aborsi, Aborsi merupakan proses pengguguran kandungan. Perbuatan
aborsi, juga memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap keselamatan dari
perempuan itu sendiri. Berikut ini resiko yang terjadi jika melakukan aborsi
khususnya remaja:
Ø Kematian
karena terlalu banyak pendarahan
Ø Kematian
mendadak karena pembiusan yang gagal
Ø Kematian
secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
Ø Sobeknya
rahim (Uterine Perforation)
Ø Kerusakan
leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
Ø Kanker
payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
Ø Kanker
indung telur (Ovarian Cancer)
Ø Kanker leher
rahim (Cervical Cancer)
Ø Kanker hati
(Liver Cancer)
Ø Kelainan
pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada
anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
Ø Infeksi
rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
Ø Menjadi
mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
Ø Infeksi pada
lapisan rahim (Endometriosis)
Ø Infeksi alat
reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan secara tak
steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah
menikah.
Ø Resiko
pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan gangguan neurologist.
Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun anak
atau keduanya.
Ø Resiko
terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding
rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi,
resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.
Ø Terjadinya fistula
genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran
kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.
Itulah
sedikit akibat dari aborsi khususnya bagi para remaja prempuan maka dari itu
orang tua harus lebih mengawasi anak-anak yang mereka miliki terutama anak remaja yang
rentan melakukan hubungan seks di luar nikah sehingga tidak berujung pada aborsi
yang beresiko.
3. Nikah Muda
Kasus ini
merupakan akibat hamil di luar nikah jika seorang laki-laki mau bertanggung
jawab karena menghamili seorang perempuan. Namun hal ini memiliki dampak yang
cukup berperpangaruh jika yang menghamili perempuan remaja tersebut
masih seorang pelajar dengan kata lain remaja yang masih menumpang pada orang tua.
Berikut sedikit dampak yang dapat di rasakan remaja jika nikah muda :
· Rentan
perceraian karena setiap masalah dihadapi dengan emosi dan saling
menyalahkan.
· Memiliki
dampak psikologis yang cukup berpengaruh negatif.
· Kehilangan
kesempatan untuk mengenyam pendidikan.
· Kehilangan
kesempatan menikmati masa muda untuk bergaul bersama teman.
· Kehilangan
kesempatan berkarier.
· Berisiko
mengalami gangguan seksual.
4. Penyakit Kelamin
Para remaja,
bukan hanya itu, tetapi orang dewasa juga harus mengetahui banyak hal
tentang bahaya penyakit kelamin. Penyakit tersebut dibagi menjadi beberapa
jenis dan tipe, penyebaran bisa melalui virus, jamur atau bakteri. Herpes adalah salah
satu penyakit kelamin yang menyerang daerah kelamin bahkan mulut. Meskipun Sipilis
atau Chlamydia adalah penyakit kelamin yang dapat disembuhkan
dengan antibiotic. Penyakit kelamin yang tidak dapat disembuhkan seperti Herpes
dan terparah adalah AIDS yang disebabkan oleh virus HIV yang berpotensi
terhadap kematian.
Dari empat
alasan tesebut sudah cukup membuat pendidikan seks tesebut memang
sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak terutama pada remaja. Bukan hanya
pada remaja pendidikan seks harus diberikan juga kepada masyarakat
terutama orang tua agar orang tua dapat mengarahkan anak-anak mereka menjadi anak
yang memiliki masa depan-masa depan yang cerah sehingga bangsa kita menjadi
bangsa yang maju dan menjadi panutan dari setiap negara yang ada di dunia ini.
D. Hasil Pengamatan
Dari
beberapa pertanyaan tentang pendidikan seks yang telah diberikan kepada
masyarakat yang memiliki profesi berbeda, ternyata mereka memiliki persepsi dan pendapat yang berbeda-beda tentang pendidikan seks itu. Salah
satunya adalah remaja yang ada di salah satu
sekolah. Siswa tersebut telah melakukan pengamatan kepada kawan-kawannya. "Menurut
dia dari hasil survei dan pembuktian", Ia
mengumpulkan sekitar 20 siswa kelas X SMA Negeri 2 Selong untuk menjawab
beberapa pertanyaan. Berikut pertanyaan yang diberikan:
1. Apa yang
anda ketahui tentang pendidikan seks ?
2. Apakah orang
tua anda pernah memberikan anda pendidikan seks ? Bagaimana?
3. Menurut anda
seberapa pentingkah pendidikan seks itu ? Jelaskan?
4. Apakah anda
pernah terdorong untuk ingin tahu masalah tentang seks? Mengapa?
5. Menurut anda
kapan sebaiknya pendidikan seks itu diajarkan?
Dari 20 subjek yang dikumpulkan ternyata masih banyak
yang bingung mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut. Disini pertanyaan yang
paling di tekankan adalah pertanyaan nomor 2 yaitu “Apakah orang tua anda
pernah memberikan anda pendidikan seks?”
Tabel data tanggapan subject “Apakah orang tua Anda
pernah memberikan Anda pendidikan seks?”:
No
|
Nama siwa/ siswi
|
Pernah
|
Tidak Pernah
|
1
|
Ari Budiman Setiawan
|
-
|
+
|
2
|
Bq. Lasmining Putri R.
|
-
|
+
|
3
|
Bq. Ru'ya Annisa
|
+
|
-
|
4
|
Bq. Zurriyatun Shalihah
|
+
|
-
|
5
|
Dana Putri Maulida S.
|
-
|
+
|
6
|
Dini Putri Maulida S.
|
-
|
+
|
7
|
Intan Permata
|
-
|
+
|
8
|
Isnu Gema Satria Putra
|
-
|
+
|
9
|
Khairil Umami
|
+
|
-
|
10
|
L. Riko Elandre Kurnia
|
-
|
+
|
11
|
Lulu Bianglala
|
-
|
+
|
12
|
Neni Septiana Aini
|
-
|
+
|
13
|
Nurul Yeni Safitri
|
-
|
+
|
14
|
Nuzulul Kholifi
|
-
|
+
|
15
|
Panca Nugraha
|
-
|
+
|
16
|
Saptohadi M.
|
-
|
+
|
17
|
Siti Herdianti
|
-
|
+
|
18
|
Trisna
|
-
|
+
|
19
|
Ulfatus Syarifah
|
-
|
+
|
20
|
Yuni Hidayati
|
-
|
+
|
Jumlah
|
3
|
17
|
Keterangan : +
: Tanggapan Positif
- : Tanggapan Negatif
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa banyak
sekali subjek yang memiliki tanggapan negatif dalam arti masih banyak yang
belum mendapatkan pendidikan seks dari orang tua subjek. Padahal subjek disini
adalah siswa kelas X yang bisa dikatakan siswa yang sudah Remaja.
Sedangkan siswa remaja sudah seharusnya mendapatkan pendidikan seks yang sepatutnya
remaja terima.
Anak remaja ini rentan akan pengaruh-pengaruh yang
bersifat negatif seperti: Hamil di luar nikah, aborsi, nikah muda, penyakit
kelamin dan lain-lain. Maka dari itu remaja sudah sepatutnya mendapatkan
pendidikan seks itu agar remaja tidak terpengaruh dengan masalah masalah yang
bersifat negatif tersebut.
Di SMA Negeri 2 Selong bukan hanya siswa yang jadikan sebagai Subjek tapi juga Guru yaitu Bapak Zainul Muttaqin. Beliau
adalah salah satu guru Olah Raga yang ada Di SMA Negeri 2 Selong. Menurut siswa itu, Ia menggunakan metode wawancara untuk
mengetahui bagimana pendapat Bapak Zainul Muttaqin tentang pendidikan seks.
Beliau berpendapat bahwa pendidikan seks itu sangat penting itu karena Beliau
menganggap pendidikan seks dapat menaggulangi hal-hal yang tidak
di inginkan seperti terjadinya nikah muda. Beliau juga menyarankan
pendidikan seks itu dilakukan
pada anak yang sudah kelas 7 SMP dengan cara mengenalkan anatomi-anatomi organ
reproduksi dan mengajarkan nilai moral dan agama tentang pendidikan seks.
BAB III
KESIMPULAN
Dari semua
uraian diatas dapat menyimpulkan bahwa pendidikan seks adalah pendidikan yang
bertujuan untuk memberikan pembelajaran tentang :
1. Seks
2. Anatomi
biologis kelamin
3. Moral
4. Hukum, dan
lain-lain.
Pendidikan Seks juga dapat menanggulangi secara preventif kasus-kasus
remaja yang cukup popular di negara Indonesia seperti :
1. Hamil di luar
nikah
2. Aborsi
3. Kawin muda dan
4. Penyakit
kelamin
Pendidikan
seks ini diberikan kepada anak-anak sesuai dengan umur mereka. Karena jika
pendidikan seks ini dilakukan tanpa memperhatikan tingkatan umur dapat
dipastikan anak-anak tidak akan mengerti.
BAB IV
REFRENSI
· Rajanulis. (2008). Pengertian
pendidikan seks. Artikel. Diakses pada 13 Mei 2012
dari
· Anonym. (2007). Resiko aborsi
khususnya pada remaja. Artikel. Diakses pada 12 Mei 2012 dari
http://www.f-buzz.com/2008/07/01/resiko-aborsi-khususnya-pada-remaja/#
· Wibowo , Nailul Umam. (2012).
Kurikulum Pendidikan Seks .artikel.diakses pada 14 Mei 2012 dari
http://re-searchengines.com/nailulwibowo2.html
· Anonym. (2004). Pentingnya
Pendidikan Seks Untuk Anak . Artikel. Diakses pada 14 Mei 2012 dari
http://m.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/26545/Pentingnya-Pendidikan-Seks-Untuk-Anak-Artikel
· Ridha, Akram. (2005). Puber tanpa
gejolak. Cetakan ke-1.jakarta: Qitshi Press.
0 komentar:
Posting Komentar