--Rizky
Herpurwadi
--564-126-08
--IBD (Ilmu
Budaya Dasar)
--1IA01
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memiliki akal dan
budi. Manusia sebagai mahkluk sosial juga menciptakan budaya mereka
masing-masing sebagai ciri khas dan warisan turun-temurun. Manusia dan kebudayaan
merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.
Dalam makalah
ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan
kebudayaan. Pada hakekatnya manusia sama saja dengan makhluk lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung
oleh pengetahuan dan kesadarannya. Perbedaan diantara keduanya terletak pada
dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia
dibandingkan dengan makhluk lain. Letak perbedaan antara manusia dengan makhluk
lainnya adalah dalam melahirkan sebuah kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia
saja yang menciptakan dan memilkinya sedangkan binatang hanya memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif. Atau yang kita bisa sebut sebagai
insting.
Pengertian dan Definisi Manusia
Menurut Para Ahli
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homosapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang
tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka
dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup:
Dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara
alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir
entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal
sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda
perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa
sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil
balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Manusia adalah mahluk
yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan
mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai
dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Berikut ini adalah pengertian
dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
__NICOLAUS D. & A. SUDIARJA >> Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal.
Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang.
__ABINENO J. I
>>Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan
“jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
__UPANISADS
>> Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman),
jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
__SOKRATES >>
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu
dengan kuku datar dan lebar.
__KEES BERTENS
>> Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2
unsur yang kesatuannya tidak dinyataka.n
__I WAYAN WATRA
>> Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
__OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY >> Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
__ERBE SENTANU
>> Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain.
__PAULA J. C & JANET W. K >> Manusia adalah mahluk terbuka, bebas
memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi
dengan berbagai kemungkinan.
Pembahasan / Isi
Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kata
budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya
yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai
sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta
budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam
bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala
daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Budaya sendiri adalah seni yang dibuat manusia dalam menata kehidupannya
manusia itu sendiri serta kehidupan bermasyarakat. Budaya merupakan warisan
yang diwariskan secara turun temurun namun, budaya di lingkungan masyarakat
mengajarkan kita hal-hal yang baik serta hal yang dilarang untuk dilakukan.
Agama dan budaya memiliki perbedaan yakni agama adalah keyakinan dan hak setiap
individu untuk memeluknya. agama mengajarkan manusia kebajikan, tetapi semua
orang pasti berpegang teguh pada agamanya sedangkan budaya belum tentu semua
orang akan suka dan masuk pada budaya tersebut. Contohnya, budaya orang Jawa akan
jauh berbeda dengan budaya orang Irian dan
Papua.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Beberapa definisi tentang
kebudayaan dari beberapa para ahli :
1.Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
2. Koentjaraningrat
Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
3.Ki Hajar
Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai
Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia
harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka
bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai
kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi
kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk
menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.
Studi Kasus
Budaya Kekerasan dan
Peace Education
Oleh : M.Amin
Kasus
penyerbuan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten, Minggu (6/2),
serentak mendapat respon luar biasa dari media. Hampir sepekan pasca kejadian,
media cetak maupun elektronik dipenuhi dengan berita kasus tersebut. Banyak
pakar dan analis diundang media televisi untuk tampil langsung membahas kasus
itu, mulai dari agamawan, kepolisian, anggota dewan, aktivis kemanusiaan,
hingga pengamat politik.
Muncul beragam
pendapat mengenai kasus tersebut, ada yang mengatakan bahwa kasus itu
dikarenakan kurang sigapnya aparat kepolisian yang terkesan membiarkan
terjadinya tindak kekerasan. Ada pula yang menyebut, akibat dari SKB (Surat
Keputusan Bersama) tiga menteri yang masih kurang tegas dan terkesan ”banci”.
Ada juga yang mensinyalir bahwa kasus itu dikarenakan provokator beberapa orang
dari kelompok ormas keagamaan yang sudah lama menginginkan Jamaah Ahmadiyah
Indonesia (JAI) dibubarkan.
Tentu masih banyak pendapat lain untuk menilai dan mencoba mencari solusi atas
kasus tersebut. Namun yang menarik untuk didiskusikan lebih dalam lagi adalah
tentang jawaban dari pertanyaan, mengapa penyerbuan anggota JAI itu terulang
lagi?. Dengan kata lain, bahwa kejadian di Cikeusik bukan berdiri sendiri,
karena jelang sepekan kemudian juga terjadi di Temanggung. Kasus yang dialami
anggota JAI itu, hampir terjadi berulang dalam setiap tahunnya, bak kasus
tahunan. SETARA Institute mencatat, aksi kekerasan terhadap JAI pada tahun 2007
terjadi 15 kasus, pada tahun 2008 sebanyak 238 kasus, pada 2009 ada 33
kasus. Terjadi di berbagai daerah, seperti Kuningan, Bogor, Tasikmalaya, dan
Garut.
Kalau dilihat
dari kejadiannya yang berlangsung beulang-ulang, hampir dalam setiap tahunnya,
terjadi merata di berbagai daerah, maka dapat dikatakan bahwa menyerbu,
menyerang, ngeluruk, menyegel, melempari, membakar, bahkan membunuh adalah
sudah menjadi budaya di masyarakat saat ini. Artinya, kekerasan sebagai alat
untuk menyelesaikan masalah di masyarakat akar rumput telah menjadi pilihan
yang sepertinya absah.
Pernyataan ini tentu tidak berlebihan, apabila dikaitkan
dengan beberapa kasus selain JAI. Tidak lama pasca kejadian penyerbuan yang
berujuang pembunuhan tiga orang anggota JAI di Cikeusik, Selasa (15/2)
Pesantren YAPI di Bangil Pasuruan diserang dan dilempari batu oleh ratusan orang
tidak dikenal. Isu yang berkembang, bahwa motiv penyerangan itu ditengarai
karena perbedaan paham. Hampir sama dengan kasusnya JAI.
Di luar kasus
yang bersifat agama, kita juga dapat melihat kasus-kasus kekerasan yang hampir
merata terjadi di semua daerah. Seperti dalam pelaksanaan Pemilukada (Pemilihan
Umum Daerah), selalu saja berujung dengan kekerasan fisik antar pendukungcalon.
Pendukung dari pasangan yang kalah mendatangi KPUD (Komisi Pemilihan Umum
Daerah) menuntut pilihan ulang atau penghitungan ulang karena Pemilukada
dianggap curang, dan alasan lain. Kalau tuntutannya tidak dikabulkan KPUD
setempat, mereka tidak segan untuk membakar kantor KPUD.
Pembahasan studi kasus di atas
Mengenai
budaya kekerasan, menarik apa yang disampaikan James Q. Wilson dan George
Kelling dengan teorinya “broken windows”. Wilson dan Kelling
berpendapat, bahwa kriminalitas merupakan akibat tak terelakkan dari ketidak
teraturan. Diilustrasikan dengan sebuah jendela rumah pecah dan dibiarkan saja,
siapapun yang lewat cenderung menyimpulkan bahwa rumah itu tidak ada yang
peduli serta rumah itu dianggap tidak berpenghuni. Dalam waktu singkat akan ada
lagi jendelanya yang pecah, dan akhirnya berkembang menjadi anarkhi yang
menyebar ke sekitar tempat itu. (Malcolm Gladwell; 2003).
Memakai teori “broken windows” Wilson dan
Kelling, untuk melihat kasus-kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini, dapat
memberikan pengertian bahwa setiap aksi kekerasan selalu saja berbuntut dan
berulang dalam waktu yang tidak lama. Sangat mudah menyebar dan cepat menjalar
terjadi di daerah-daerah lain. Persis sama dengan kasus penyerangan anggota
JAI, yang dimulai dari kasus Cikeusik, selang waktu tidak lama juga terjadi di
Temanggung. Tidak lama kemudian kasus yang sama juga terjadi di Bangil Pasuruan,
tetapi kali ini bukan JAI, melainkan Pesantren YAPI.
Kasus kekerasan
yang telah berkembang dan mendarah daging dalam lingkungan masyarakat kita
patut untuk diwaspadai. Karena masyarakat kita telah latah atau ikut-ikutan
menuruti hawa nafsu mereka tanpa mereka pikirkan dengan masak-masak.
Jika ingin menyelesaikan
persoalan janganlah menggunakan sistem kekerasan karena ini dapat menimbulkan
banyak masalah dan berdampak buruk bagi masyarakat.
Pemerintah dapat mengurangi
aksi kekerasan jika ketat mengawasi massa yang bertindak anarkis serta
memberikan Peace Education untuk memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa cara
terbaik untuk mencari solusi atas masalah dengan jalan damai tanpa menggunakan
jalan kekerasan yang akhirnya memberi kerugian pada semua masyarakat.
Masyarakat akan jauh senang
menerima tindakan baik dan damai sehingga tidak ada lagi perselisihan antara
kubu masyarakat.
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang
tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang
paling sempurna merupakan makhluk yang memiliki budaya. Manusia dapat
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Kebudayaan merupakan warisan yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang
dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu
mendukungnya dengan baik.
Kata budaya merupakan
bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya
kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari
Bahasa Sangsekerta budhayah. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam
bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam
arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah
dan mengubah alam.
Berbudaya, selain didasarkan
pada etika juga mengandung estetika di dalamnya. Etika disini menyangkut
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, serta tanggung
jawab. Sedangkan estetika menyangkut pembahasan keindahan, yaitu bagaimana
sesuatu bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.
Tanggapan Dan Saran
Tanggapan
Menurut saya, budaya itu suatu adat istiadat
yang pegang teguh oleh suatu keluarga/ seseorang dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, dan budaya tersebut di dapat dari nene moyangnya yang terdahulu/
para leluhurnya terdahulu dan menjadi turun-temurun hingga cucu cicitnya. Dan Budaya
juga bisa di artikan kebiasaan keseharian dalam melakukan kegiatan. Kebudayaan pun banyak macamnya, ada
kebudayaan adat istiadat, kebudayaan pribadi, kebudayaan baik, buruk dan
lain-lainnya.
Saran
Kita sebagai manusia yang baik, manusia yang
bisa memanusiakan dirinya sendiri/ bisa mensyukuri diri sendiri sebaiknya, juga
dapat menjaga budaya diri dengan baik, meski itu budaya leluhur, memang
sekarang zaman sudah modern dan banyak budaya-budaya yang sebagian mulai
tersingkirkan, namun, kita sebagai penerus bangsa sebaiknya dapat menjaga
kebudayaan/ budaya yang telah di turunkan dari leluhur kita semua agar kita
menjadi manusia yang beradap dan bukan manusia yang biadap.
Daftar Pustaka
- http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2272640-pengertian-manusia-sebagai-makhluk-budaya/
- http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
- http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html
- http://kafeilmu.com/2011/03/budaya-kekerasan-dan-peace-education.html
- http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf
- http://pandanwulan.wordpress.com/2012/05/01/manusia-sebagai-makhluk-berbudaya/